Hohoho . . .
Berawal dari pertanyaan di FB . . .
Jadi kepikiran mau buat trid ini . . .

Langsung saja pada inti pembicaraan . . .
Menurut Citizen ViXeP...
Gaya/ style gambar resmi ala Indonesia itu gimana sih . . . ?
Apa kayak gambar Wayang, petruk, atau ala tak&dut di koran Pe*r . . .?
atau gimana ?

mohon petunjuknya
Jadi, bagaimana menurut pendapat ananda sekalian...?

Just Feel Free To Give A Comment . . .
But . . . Still Follow The Rules . . .

kata orang yg kurang saya kenal sih bener style gambar resmi ala Indonesia itu yg kayak petruk dll

tapi apa salahnya punya style original sendiri

@hooore

iya setuju sama kk

ini kan menyangkut style kesukaan suatu individu

gg tahu yg resminya gmana

dangdut, style asli dari indonesia

Batik itu asli Indonesia
.
Memang betul juga setiap diri kita mempunyai style gambar tersendiri . . .
Begitu juga di Jepang atau di nisAmerica . . .
Pasti setiap orang beda-beda . . .
Tapi . . .
Pasti 'kan setiap negara ada ciri khasnya...
Seperti Japan = manga...
Amerika = yang agak realis (contoh liat komik Marv*l)
.
Kata seseorang gambar wayang itu niru dari India...

Jadi, mungkin setiap orang di Indonesia mempunyai gaya atau kreatifitas nge-gambar tersendiri...

Suka2 ajalah
kyak anak desain lulusan ITB biasanya punya ciri khas keliatan dari warnanya
dan biasanya itu akibat bentukan dari selera dosen
kalo dosen suka yang colourful, mahasiswanya harus ngikutin, kalo gak bahaya nilai bisa2 D-

btw, saya lebih suka ambil tengah2nya
tidak realis dan tidak manga
tapi juga agak aneh kalo dibilang semi-realis
jadinya ya udah, dinamakan style gw sendiri, gak peduli mau realis, semi-realis, manga, hyper-realis, style kentut, pantat, dll

orang Amerika pun banyak yg komiknya Manga-based
dan orang Jepang pun banyak yg komiknya agak realis2 gitu
tapi budaya style gambar itu berkembang di suatu daerah karena respon baik masyarakat yang menerima dan menyukai style tersebut, jadi sekali lagi style setiap negara itu tergantung selera masyarakat yang berdomisili di negara tsb, karena bila budaya tsb ditolak masyarakat, maka style tsb pun kelakuannya akan menjadi tidak laku
jadi intinya, Suka2 ajalah
kyak anak desain lulusan ITB biasanya punya ciri khas keliatan dari warnanya
dan biasanya itu akibat bentukan dari selera dosen
kalo dosen suka yang colourful, mahasiswanya harus ngikutin, kalo gak bahaya nilai bisa2 D-

btw, saya lebih suka ambil tengah2nya
tidak realis dan tidak manga
tapi juga agak aneh kalo dibilang semi-realis
jadinya ya udah, dinamakan style gw sendiri, gak peduli mau realis, semi-realis, manga, hyper-realis, style kentut, pantat, dll

orang Amerika pun banyak yg komiknya Manga-based
dan orang Jepang pun banyak yg komiknya agak realis2 gitu
tapi budaya style gambar itu berkembang di suatu daerah karena respon baik masyarakat yang menerima dan menyukai style tersebut, jadi sekali lagi style setiap negara itu tergantung selera masyarakat yang berdomisili di negara tsb, karena bila budaya tsb ditolak masyarakat, maka style tsb pun kelakuannya akan menjadi tidak laku
jadi kembali lagi intinya, Suka2 ajalah
kyak anak desain lulusan ITB biasanya punya ciri khas keliatan dari warnanya
dan biasanya itu akibat bentukan dari selera dosen
kalo dosen suka yang colourful, mahasiswanya harus ngikutin, kalo gak bahaya nilai bisa2 D-

btw, saya lebih suka ambil tengah2nya
tidak realis dan tidak manga
tapi juga agak aneh kalo dibilang semi-realis
jadinya ya udah, dinamakan style gw sendiri, gak peduli mau realis, semi-realis, manga, hyper-realis, style kentut, pantat, dll

orang Amerika pun banyak yg komiknya Manga-based
dan orang Jepang pun banyak yg komiknya agak realis2 gitu
tapi budaya style gambar itu berkembang di suatu daerah karena respon baik masyarakat yang menerima dan menyukai style tersebut, jadi sekali lagi style setiap negara itu tergantung selera masyarakat yang berdomisili di negara tsb, karena bila budaya tsb ditolak masyarakat, maka style tsb pun kelakuannya akan menjadi tidak laku
jadi kemudian kesimpulan akhirnya, Suka2 ajalah
kyak anak desain lulusan ITB biasanya punya ciri khas keliatan dari warnanya
dan biasanya itu akibat bentukan dari selera dosen
kalo dosen suka yang colourful, mahasiswanya harus ngikutin, kalo gak bahaya nilai bisa2 D-

btw, saya lebih suka ambil tengah2nya
tidak realis dan tidak manga
tapi juga agak aneh kalo dibilang semi-realis
jadinya ya udah, dinamakan style gw sendiri, gak peduli mau realis, semi-realis, manga, hyper-realis, style kentut, pantat, dll

orang Amerika pun banyak yg komiknya Manga-based
dan orang Jepang pun banyak yg komiknya agak realis2 gitu
tapi budaya style gambar itu berkembang di suatu daerah karena respon baik masyarakat yang menerima dan menyukai style tersebut, jadi sekali lagi style setiap negara itu tergantung selera masyarakat yang berdomisili di negara tsb, karena bila budaya tsb ditolak masyarakat, maka style tsb pun kelakuannya akan menjadi tidak laku

dan, saya sudahi saja ketikan saya ini, yang kalau dilanjut bisa menimbulkan amuk massa dan pecahnya perang dunia ke-3 seperti akan dirampungkannya isi karya tulis maupun skripsi extremely mad mahasiswa atau being mad by the mad dosen or dekan or rektor. tetapi sekali lagi, intinya adalah, Suka2 ajalah
kyak anak desain lulusan ITB biasanya punya ciri khas keliatan dari warnanya
dan biasanya itu akibat bentukan dari selera dosen
kalo dosen suka yang colourful, mahasiswanya harus ngikutin, kalo gak bahaya nilai bisa2 D-

btw, saya lebih suka ambil tengah2nya
tidak realis dan tidak manga
tapi juga agak aneh kalo dibilang semi-realis
jadinya ya udah, dinamakan style gw sendiri, gak peduli mau realis, semi-realis, manga, hyper-realis, style kentut, pantat, dll

orang Amerika pun banyak yg komiknya Manga-based
dan orang Jepang pun banyak yg komiknya agak realis2 gitu
tapi budaya style gambar itu berkembang di suatu daerah karena respon baik masyarakat yang menerima dan menyukai style tersebut, jadi sekali lagi style setiap negara itu tergantung selera masyarakat yang berdomisili di negara tsb, karena bila budaya tsb ditolak masyarakat, maka style tsb pun kelakuannya akan menjadi tidak laku

dan, saya sudahi saja ketikan saya ini, yang kalau dilanjut bisa menimbulkan amuk massa dan pecahnya perang dunia ke-3 seperti akan dirampungkannya isi karya tulis maupun skripsi extremely mad mahasiswa atau being mad by the mad dosen or dekan or rektor.

Begitulah

@Kk' Aegis

Saya masih belum mengerti ama kehidupan di per-kuli-ahan . . .

Menurut Tata Cara Menulis Yang Baik . . .
Itu kalimat-kalimat merupakan bentuk pemborosan . . .




Jadi . . .
Semua tergantung pada diri kita sendiri yah . . .
Siapa yang terbaik, maka dia yang menang . . .
Semua orang itu musuh yang belum menyerang dan menjatuhkan . . .
Setiap Individu mempunyai jalan, visi, dan misi masing . . .
Jadi, biarkanlah mereka bebas . . .
Jangan seperti halnya telur yang diberikan ke anak kecil yang belum tahu apa-apa . . .
Pasti telur itu akan hancur . . .
Karena genggamannya yang tanpa perasaan dan tidak mengetahui bagaimana sifat-sifat telur itu . . .

Spoiler:

bener yg diutarakan aegis secara berulang2...
style gambar itu berkembang karena diterima oleh org sekitarnya...
aku jg sempet mikirin kyk gimana style yg lebih mencirikan indonesia...
n yg kepikiran malahan ilustrasi di buku bahasa indonesia sekolah dasar...
Pas jaman aku masih muda dolo..

style gambar itu semuanya beda
tapi karena satu hal ente bisa nganggap tu style TM-nya tu tempat, seperti manga Jepun punya, Comic-nya amrik punya, de el el...

inget,
Satu tangan = Satu STYLE

masih untung di Indonesia, manga sama comic bisa ditabrakin


dan semua yang membedakan adalah: Kultur apa yang diangkat dari gambar itu.


sekian dari pengelana terlanjur ganteng ini

Satu tangan = Satu STYLE <<< enggak juga ah

satu tangan bisa seribu style

saya lebih setuju ke Aegis yg katanya

Quote :

satu tangan bisa seribu style

karena banyak orang yang menggambarnya suka ganti style *lirik seseorang

ya bener menurut saya juga .. setuju dengan pendapat aegis.. yang katanya

Aegis wrote:

Satu tangan = Satu STYLE <<< enggak juga ah

satu tangan bisa seribu style