rama841 Earthed Citizen
Lokasi : Di tempat Status : ... Jumlah Post : 891 Voucher : 10772 Reppo : 8 Join Date : 2010-08-22
| Subject: Rumah Kontrakan Angker di Bekasi part 2 Wed 09 Jan 2013, 19:00 | |
| lanjut - part2:
cerita sebelumnya Ok deh mah jgn diterusin dulu, kira sebelum-sebelumnya ada lagi gk"tanyaku, "pernah ada suara ketukan tapi tak ada orang, aku kira anak-anak sini minta sumbangan orang meninggal ................
Baru 2 cerita istriku aku sudah semakin yakin jika rumah itu masuk kategori angker, lalu aku kembali bertanya tentang mahluk yang bertubuh tinggi besar dan berwarna hitam, "mah sewaktu kamu melihat mahluk besar hitam tadi apa yang terjadi kemudian, kamu tidak takut atau lari teriak atau apalah gitu", " yah, aku berusaha membaca ayat kursi aku sulit untuk mengucapkannya, aku pun tak sanggup untuk teriak dan untuk menggerakan jari-jari tangan ini pun sulit, walau aku tidak melihat dalam keadaan mata terbuka lebar, tapi gambaran mahluk itu begitu jelas", lalu apa yang dilakukan mahluk itu tanyaku, " mahluk itu tidak melakukan apa-apa, dia hanya diam dan tak ada yang dilakukannya bergerak sedikitpun tidak","benar-benar tak ada yang dapat kulakukan, aku hanya pasrah saja, dan aku pejamkan lagi mataku dan berharap tidak terhadi apa-apa", "sampai dengan akhirnya kau pulang kerja, aku saat itu baru saja bangun, tapi sengaja aku tidak menceritakan kejadian tadi yang kualami, aku tak ingin mengganggu rasa lelahmu saat itu".
Mendengar cerita dari istriku aku terdiam, sampai-sampai butir ba'so yang terakhir ingin kusuap tak jadi kulahap dan kutaro kembali dimangkok. Berasa ngeri jika kuingat cerita istriku waktu saat itu, sampai aku tulis cerita ini kembali aku sedikit merinding, saat itu yang tadinya aku ingin bercerita tentang apa yang aku dapatkan dari cerita pak Badin aku tak jadi sampaikan, moodku untuk menyampaikannya sudah hilang entah kenapa, dan istriku juga sepertinya lupa akan hal itu. Akhirnya setelah selesai urusan diwarung bakso kami berdua pulang kerumah kontrakan, sesampainya di depan gerbang pandanganku kuhadapkan ke beberapa tempat yang menurut cerita pak Badin ada penunggunya. Pertama kuperhatikan rumah rusak dan sudah hancur percis sebelah rumahku, suasana memang suram dan kelam sepertinya memang cocok bila ada penunggu mahluk halusnya, kedua aku perhatikan sebuah pohon jambu yang ada didepan dipelataran teras rumahku, pohonya tidak besar bahkan kecil untuk seukuran pohon jambu dan juga tidak begitu rimbun seperti pohon-pohon angker pada ummnya, lalu mataku tertuju kepada tower air yang berada disebelah kamar tidurku, seperti ada yang menarik pandangan ini untuk melihatnya setelah aku memperhatikan dua tempat tadi, tempatnya memang berada dipojok dan agak gelap, tak lama dari situ aku masuk ke ruang tengah langsung menuju dapur dan kamar mandi yang disebelahnya terdapat gudang material toko bangunan, di tempat inilah pak Badin mengatakan ada penunggunya yang sengaja ditempatkan disitu oleh seseorang, dan siapa orang itu aku tidak mengetahuinya.
===============================================
Lalu aku masuk kedalam kamar, didalam aku memandangi detail kamar walau kamar itu tidak berukuran terlalu besar tapi seperti seorang yang so tau dan berharap menemukan sesuatu. Aku masih sibuk mondar mandir didalam dan luar rumah mencari sesuatu yang akupun tidak tau dan berharap ada sesuatu, sementara istriku terlihat sibuk sedang menyiapkan minuman untuk kami berdua.
Ternyata bukan aku saja yang menyukai kopi
Terdengar suara istriku dari dalam, dia memberitahu jika kopi sudah disiapkan di atas karpet depan TV, dari luar aku menjawab "ya taruh saja disitu", selang beberapa detik aku masuk kedalam, kutengokan kepalaku kearah karpet dibawah, celingak celinguk ke kanan ke kiri bahkan sampai aku dekati dan duduk di karpet itu aku tidak melihat segelas kopi berada disana. " Mah kamu taruh dimana kopinya kok ngak ada si disini ", "Disitu yah dibawah, emang kamu gk ngeliat apa" jawab istriku yang sedang ganti baju dikamar, "dimana mah aku serius ini aku ngak ngeliat kopinya" jawabku. Sebenarnya saat itu juga aku sudah mulai merasa curiga dengan keadaan, aku ngak percaya kalo istriku bercanda atau lupa apakah dia lupa meletakanya dimana. " Mah kamu kesini deh liat sendiri " pintaku kepadanya, " iya, sebentar lagi nih ", tak lama istriku datang dengan sedikit menggerutu " apaan si yah bawel banget ", " hayo kamu taro dimana kopinya ", istriku kaget ekspresi wajahnya berubah dan agak berkeringat " Ayah..!!! aku tadi taru kopinya tepat disini " itulah ucapan istriku sambil menunjuk gambar burung yang tergambar dikarpet, " aku ingat betul aku letakan disini, tepat diatas gambar burung ini " jawab istriku dengan penuh tanda tanya. Kami berdua saling pandang seolah saling bertanya kemana perginya secangkir kopi tersebut, tak mau berlarut dan ambil pusing kami mencoba memalingkan atau mengacuhkan kejadian ini, lalu aku berkata kepada istriku " ya sudah mah lain kali atau mulai kali ini kalau kamu buat minuman ada makanan yang kamu tawar-tawarilah, contoh 'minum ya atau makan ya' ", setelah itu aku minta dibuatkan kopi kembali kepada istriku sambil aku berkata "yah ngak apa-apa kalo kamu suka minum aja biar aku dibuatkan lagi" seperti orang aneh yang ngomong sendiri dan istriku hanya bisa memaklumi.
Tragedi hilangnya kopi seperti sulit dipercaya dan diterima secara logika, topik ini masih kami bahas berdua sebelum kami tertidur, aku menanyakan istriku dan istriku kembali menanyaku, keadaan ini membuat kami seperti orang aneh yang berujung kepada sebuah lelucon apalagi ketika aku bicara sendiri mengenai kopi yang kalimatnya diulang kembali oleh istriku "yah kalo kamu suka minum saja ", hahahahhahaha.... kami berdua tersenyum dan tertawa kecil dan seolah-olah tawa itu mencairkan suasana mencekam barusan, disela tawa itu aku berkata "sudah mah nanti disalahkan artikan yu kita tidur saja besok kan kita masuk pagi
Tanpa sadar kami berdua akhirnya tertidur, dan benar-benar malam itu kami tertidur pulas tanpa berasa atau merasakan apa-apa. Esok paginya seperti biasa jam alarm meneriaki kami dipukul 4.30 pagi (waktu yang sengaja kami setting), kali ini aku bangu lebih dulu, dengan langkah layaknya orang bangun tidur dipagi hari dan pandangan mata yang masih agak buram aku mencari handuk, kutengokan wajahku ke arah ruang tengah dan kulihat handuk yang aku cari menggantung di sepeda motorku, dengan langkah pelan aku menuju kesana. Prrrraaaannnnnng..... suara seperti benda pecah belah pecah, aku kaget dan tersadar baru saja aku menendang sesuatu, begitu aku turunkan pandanganku kebawah kulihat sebuah gelas terlempar kedepan lengkap dengan sebuah piring tatakannya, sontak saja istriku terbangun dan langsung menuju kearahku. " Yah ada apaaaan si" tanya istriku , " mah coba kamu lihat"jawabku sambil menunjuk kearah gelas yang kutendang, sambil melihat gelas tersebut istriku seperti mengingat-ingat sesuatu, "yah itu kan gelas yang aku siapin buat kamu, tapi kok ngak ada isinya/kopinya", "aku tadi berniat mengambil handuk disana lalu aku tak sengaja menendang gelas ini, lagi pula aku juga tak melihatnya, tiba-tiba langsung kutendang" jawabku, lalu kemudian istriku mendekati gelas tersebut dan mengamatinya. Sisa-sisa kopi masih berbekas di dinding gelas bentuk,ukuran dan gambar yang ada di gelas sama seperti yang kemarin disiapkan istriku, bahkan istriku juga hafal ada sedikit retakan dibawah gelas yang tidak mungkin baru terbentuk ketika aku menendangnya karena diretakan tersebut terdapat noda-noda yang terbentuk sebelum-sebelumnya.
Again alias lagi, bagaikan semboyannya fans Liverpool " you never walk alone " yang artinya loe gk tinggal sendirian ada gw disini (homur dikit gan). Akhirnya istriku merapikan gelas itu, walaupun ketika kutendang terdengar keras dan seperti piring pecah namun gelas itu tidak pecah, hanya goresan dan sedikit retakan yang baru terbentuk. Sampai dengan kami selesai dan siap untuk berangkat tidak ada kejadian ataupun apapun yang kami anggap aneh.
Penampakan misterius di sore hari
Aku loncat ya ceritanya dari misteri hilangnya kopi di sore hari, walau setelah itu adalah beberapa kejadian yang menurut kami biasa semisal ketukan pintu yang tidak ada orang dan kejadian lainya yang kami acuhkan.
Sampai dengan pada suatu sore ketika aku libur kerja dan istriku masuk siang, sepulang dari mengantar istriku ke tempat kerjanya bersamaan dengan itu dua orang temanku datang, mereka adalah teman kerjaku dimasa aku masih satu instansi dengan mereka, mereka juga teman istriku karena mereka juga bekerja ditempat istriku bekerja, dan mereka juga adalah personil dari band yang kami dirikan . Sapaan sudah pasti ada, saling tanya kabar sudah pasti terlontar, dan mereka kupersilahkan masuk, serperti biasa mereka berdua menaruh motornya di teras depan lalu masuk kedalam tepatnya diruang tengah dan singgah diatas karpet sambil bersandar di dinding. Kubuatkan mereka minuman dingin dan dari situ awal kami ngobrol-ngobrol ngalor ngidul membicarakan musik lagu dan lain-lain.
Pembicaraan kami seakan tak terputus, sambil mengulik beberapa lagu dan menikmati makanan ala seadanya serta hentakan lagu-lagu hasil karya kami yang kami putar ulang di komputer, membuat suasana ruang tengah itu seperti menjadi sumringah....jederrrrrr. Salah satu temanku kemudian beranjak dari duduknya dan meminta ijin kepadaku untuk ke kamar mandi numpang buang air kecil. Kukatakan kepadanya " ah kayak tamu lo, pake bilang segala dah sono kebelakang " dia hanya tertawa mendengar ucapanku.
Kemudian tak lama dia kembali ke duduk bersama kami, sambil mengelap mukanya dengan handuk kecil miliknya dia mengatakan sesuatu, "bang suara musiknya kecilin ngak enak bini lo lagi tidur ...!!!. GUMPRANG GUBRAK DUAR JEGER SAMBER GELEDEK. JANTUNG MAU COPOT MINTA GANTI BARU..... atau apalah, aku kaget dan sangat kaget dengan perkataanya, " lo ngomong yang bener bro, bini gw sekarang lagi kerja masuk siang, lo liat apaan ngelindur lo ya" jawabku dengan perasaan campur aduk terheran-heran dengan volume suara yang agak kecil. "Ah yang bener lo bang, barusan gw keluar kamar mandi ngeliat istri lo lagi tiduran madep jendela kesono" jawab temanku dengan volume yang kecil juga sambil menunjuk arah kesono/arah jendela kamarku. " Lo serius brur.....!!!" tanyaku, " suuuer bang "jawabnya, sementara aku masih dalam keadaan bingung temanku yang satu lagi bertanya-tanya " ada apaan si lo berdua " tanya dia. " Cuy loe berdua ikut gw sini " ucapku sambil kutepuk bahu mereka, tak banyak tanya mereka pun mengikuti perintahku, kami bertiga berjalan menuju kamar sampai akhirnya............
Sosok wanita yang dikira adalah istriku oleh temanku tidak ada, hanya daster berwarna biru dongker bermotif bunga-bunga yang tergeletak diatas spreai tempat tidur, aku coba mendekati dan memperjelas penglihatanku sementara dua orang temanku hanya berdiri sambil berbisik-bisik. " Oi bro lo yakin tadi lo liat apaan.....?' tanyaku kepada temanku, " suer bang gw lihat kok, nah itu bajunya yang ada dikasur loe sama persis sama yang gw lihat barusan, masa kalo emang cuma baju gw lihat ada rambut sama telapak kakinya...!!! ", pasca kejadian temanku aku 90 % percaya akan perkataannya, mungkin memang benar dia melihat sosok wanita berbaring disini ditambah pula baju yang dikenakan sosok wanita sama percis dengan baju yang tergelatak di kasur.
Kemudian aku mengajak kembali kedua temanku ke ruang tengah, kami bertiga berdiskusi bersama dengan kejadian yang baru saja kami alami, temanku terus meyakinkanku dengan apa yang dilihatnya, akan tetapi aku berpura-pura serius menanggapinya, ah biar saja dia terus mengoceh dengan begitu aku tau ceritanya. "Ehm bro mungkin lo salah liat kali " tanyaku, "astaga yobeee, kalo lo jadi gw lo bakal rasain apa yang gw rasain sekarang, gw merinding nih asli, gk mungkin gw salah lihat !! masa kalo emang baju ada rambutnya jelas lagi " jawabnya, kemudian temanku menyela sedikit pembicaraan kami " ehm cuy gw jadi pengen ngomong nih " ucapnya " ya elah ngomong aj kalee, kaya mau nembak janda aj loe ngomong aj pake bilang-bilang " candaku tersenyum meledek, " ini mungkin hanya perasaan gw atau apalah, tadi gw sampe disini duluan, terus gw lihat ada nenek-nenek lagi nyapuin rumah sebelah rumah lo, kayaknya dia mau bakar sampah-sampah situ, nah pas gw berenti didepan gerbang loe dia liatin gw dengan ekspresi kayak orang marah tapi dia ngak ngomong apa-apa, nah saat itu juga gw turun dari motor (motor tetep gw taru depan gerbang) gw ke warung beli rokok sebentar, pas gw balik dari warung gw dah gk ngeliat tuh nenek-nenek dan kayaknya ngak ada bekas orang habis nyapu padahal tadi gw denger jelas lho suara sapunya begitu juga sama sampahnya kayaknya dirapihin dan dikumpulin jadi satu tempat " cerita temanku yang sebenarnya sudah membuatku merinding ketakutan, "lanjut bro trus gimana " tanyaku, " ya ngak gimana-gimana ngak lama Musi (nama kawan gw yang barusan liat penampakan di kamar/sory nama gw samarin ya) dan ngak lama kemudian loe dateng ".
Pembicaraan kami saat itu sebetulnya saat itu panjang lebar dan penuh tanda tanya, hingga akhirnya kedua temanku pamit pulang, latihan di sebuah studio musik yang rencananya dilaksanakan setelah magrib kami batalkan, sepertinya mood kami sudah hilang. Lima menit setelah temanku pergi, akupun pergi meninggalkan rumah kontrakan itu, entahlah mungkin karena persaan takut dan memang aku sangat takut waktu itu dirumah sendiri.
Kutancapkan sepeda motorku menuju tempat kerja istriku di sebuah RS, profesi istriku sendiri adalah seorang perawat. Sesampainya disana aku langsung menuju ruang perawatan dimana tempat istriku berdinas, kuberitahu alasan ku kemari. Istriku mendengarkan sambil beberapa kali menghela nafas, kutahu dia mulai ketakutan, saat itu aku tidak bermaksud ingin membuat dia takut atau apa, aku ingin agar segera pindah dari tempat itu, suasana sudah sangat tidak nyaman dan benar-benar menakutkan apabila kejadian tadi sore terulang. Setelah mendengarkan ceritaku istriku terlihat agak pucat seperti orang sakit, kupegang tanganya suhunya agak dingin walau ruangan itu ber AC rasa dinginnya amat berbeda ketika kupegang tanganya, "mah kamu kenapa kok jadi pucat begini si, kamu lagi sakit ya" tanyaku, " enggak yah gak apa-apa, yah nanti malam kita pulang kerumah mbah aj ya aku mau lihat anak"jawab istriku, memahami atas maksud ucapannya sepertinya istriku tidak mau pulang kerumah kontrakan, mungkin dia agak sedikit trauma dengan ceritaku atau mungkin ada kejadian yang pernah dialaminya dan mirip dengan ceritaku barusan.
Malam itu juga aku bersama istriku pulang kerumah mertua, dijalan kami tidak bicara apa-apa atau mampir untuk makan malam (biasanya jika aku jemput istriku, dia selalu minta ditraktir makan malam). Sesampainya dirumah mertua/mbah/ibu aku meminta maaf kepada istriku apabila ceritaku tadi membuat dia takut dan sebagainya, "sudah tak apalah,hari ini aku memang cape banget" kata istriku. Kejadian sore tadi seperti suara meriam yang masih terngiang-ngiang dikupingku malam itu, walau tak mengalami sendiri namun misteri nenek-nenek dengan raut muka yang marah serta baju daster yang tergelak dikasur serta penampakan sosok seorang wanita yang sedang tertidur mengenakan daster mirip dengan yang waktu itu tergeletak dikasur benar-benar sulit kulupakan sampai aku tidak bisa tidur nyenyak malam itu.
sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/50d826e48027cfa42c000025/rumah-kontrakan-angker-bekasi-true-story |
|